Anda tentu sudah pernah mendengar kata osteoporosis
atau yang sering disebut sebagai tulang keropos. Akan tetapi, taukah anda apa
sebenarnya osteoporosis, bagaimana osteoporosis itu terjadi, apa gejalanya, dan
bagaimana mencegah atau mengobatinya? Artikel ini akan membantu anda memahami
apa itu osteoporosis dan langkah-langkah pencegahan serta pengobatannya.
Apa itu osteoporosis?
Osteoporosis berasal dari kata “osteo” yang berarti
tulang, “porous” yang berarti berpori, dan “osis” yang berarti penyakit. Secara
harafiah, osteoporosis berarti penyakit yang menyebabkan timbulnya pori-pori
pada tulang.
Pori-pori merupakan struktur yang memang ditemukan
pada tulang normal. Pada osteoporosis, pori-pori pada tulang menjadi semakin
besar dan banyak, sehingga tulang menjadi keropos dan mudah patah.
Bagaimana osteoporosis
terjadi?
Tulang merupakan struktur hidup yang terus berganti
selama hidup, sama halnya seperti kulit ari yang terlepas dan digantikan oleh
kulit baru. Tulang yang lama akan diserap dan digantikan oleh pembentukan
tulang baru. Dalam keadaan normal, kecepatan penyerapan tulang sama dengan
kecepatan pembentukan tulang baru, sehingga kualitas tulang tidak berubah. Oleh
karena suatu hal, misalnya karena proses penuaan atau penyakit tertentu, proses
penyerapan tulang terjadi lebih cepat daripada proses pembentukan tulang, maka
terjadilah osteoporosis.
Apa penyebab
osteoporosis?
Menurut penyebabnya osteoporosis dapat dibedakan
menjadi dua, osteoporosis primer dan sekunder. Penyebab osteoporosis primer
tidak jelas dengan kejadiannya seiring dengan pertambahan usia. Osteoporosis
sekunder adalah osteoporosis yang terjadi karena suatu sebab yang sudah
diketahui, misalnya pada penggunaan obat-obatan steroid.
Apa faktor risiko
osteoporosis?
Faktor risiko seseorang untuk mengalami osteoporosis
adalah usia tua, riwayat keluarga, riwayat patah tulang punggung sebelumnya,
riwayat trauma, kelainan hormonal, perokok, peminum alkohol, gizi kurang,
kurang gerak, atau pengunaan obat tertentu seperti steroid. Beberapa faktor
risiko dapat dicegah, sedangkan faktor risiko seperti usia tua merupakan faktor
alami yang tidak dapat berubah.
Siapa yang dapat terkena
osteoporosis?
Tergantung penybabnya, osteoporosis dapat mengenai
semua orang baik pria maupun wanita yang memiliki faktor risiko diatas.
Apa gejala
osteoporosis?
Osteoporosis umumnya tidak menimbulkan gejala sehingga
sering tidak disadari oleh penderitanya. Pasien umumnya baru datang setelah
osteoporosisnya sudah parah sehingga terjadi patah tulang. Tulang yang mengalami osteoporosis akan sangat
mudah patah, walaupun hanya karena trauma ringan. Tulang yang sering patah
karena osteoporosis antara lain tulang pergelangan tangan, tulang panggul, dan
tulang punggung. Tulang punggung yang patah, bila tidak menimbulkan nyeri,
dapat menyebabkan penurunan tinggi badan dan tubuh menjadi bongkok.
Bagaimana osteoporosis
di-diagnosa?
Osteoporosis dapat diduga bila pada pasien usia tua
terjadi patah tulang walaupun trauma yang terjadi hanya ringan, misalnya
terpeleset saat sedang berjalan.
Untuk mengetahui osteoporosis secara dini, dapat
dilakukan pengukuran densitas mineral tubuh.
Pengukuran ini sering disebut sebagai DEXA (dual energy x-ray
absorptiometry). Sebenarnya, masih ada beberapa cara lain untuk mengukur
densitas mineral tubuh, namun DEXA hingga saat ini masih merupakan standar
pengukuran.
Bagaimana pemeriksaan
DEXA dilakukan?
Pemeriksaan DEXA mirip dengan pemeriksaan ronsen
biasa, dengan tingkat radiasi yang lebih rendah.
Siapa yang perlu
menjalani pemeriksaan DEXA?
Semua pasien dengan faktor risiko osteoporosis
disarankan untuk melakukan pemeriksaan DEXA. Kecuali pada wanita hamil, hampir
tidak ada kontraindikasi untuk pemeriksaan ini.
Bagaimana mengartikan
pemeriksaan DEXA?
Hasil pemeriksaan DEXA dinyatakan dalam T-score.
T-score pada tulang yang normal adalah antara 1 hingga (-1). Bila T-score anda
dibawah (-2,5) maka anda menderita osteoporosis. T-score antara (-1) dan (-2,5)
disebut sebagai osteopenia.
Bagaimana mengobati
osteoporosis?
Saat ini, terdapat beberapa obat-obatan yang dapat dipakai untuk
mengobati osteoporosis. Tergantung beratnya osteoporosis anda, dokter mungkin
akan memberikan obat jenis bifosfonat, kalsitonin, atau hormon kepada anda. Obat-obatan
ini umum tersedia dalam bentuk obat minum dan obat infus. Beberapa obat,
khususnya jenis bifosfonat, memiliki cara pakai yang cukup unik. Hubungi dokter
bedah tulang anda untuk membantu anda memilih jenis obat yang cocok dan
menjelaskan mengenai cara pakai obat tersebut.
Bagaimana mencegah
osteoporosis?
Sama halnya dengan rambut yang beruban, osteoporosis sukar dihindari,
walaupun dapat dihambat. Anda disarankan
mengkonsumsi vitamain D dan kalsium dalam jumlah yang cukup. Olah raga,
terutama jenis angkat beban, dapat membantu meningkatkan massa tulang. Selain
itu, faktor risiko terjadinya osteoporosis harus dihindari.